15 Bahaya Junk Food Bagi Kesehatan Jantung, Otak, Diabetes, Kanker, dll



Hal yang perlu sering-sering untuk diingat bahwa makanan dengan model Junk Food bukanlah jenis makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Walaupun makanan junkfood sangat lezat di lidah tetapi ingat... makanan junk food tidak sehat untuk tubuh sehingga benar-benar harus dibatasi konsumsinya.

Pada sebuah studi terbaru yang dilakukan di Negara Australia, makanan dengan model junk food ini memberikan akibat buruk yaitu berbahaya untuk kesehatan dan perkembangan otak. Dimana dapat memperkecil hippocampus, yang merupakan bagian otak yang fungsinya sebagai memori di otak, dan fungsi untuk berpikir.

Studi yang dilakukan di Negara Australia tersebut sudah dipublikasikan di jurnal internasional BMC Medicine pada bulan September 2015. Selain itu, disebutkan di dalamnya bahwa bahaya junk food dapat mengganggu kesehatan mental, dimana resiko seseorang terkena depresi dan rasa cemas menjadi tinggi.

Burger dan Fries di Piring
Contoh Makanan Junk Food | Sumber gambar: Pexels.com

Dampak Buruk Junk Food Bagi Kesehatan

1. Demensia dan Gangguan Fungsi Otak
Junk food juga meningkatkan risiko seseorang terkena demensia, yaitu sebuah gejala penurunan kesehatan mental yang ditandai dengan timbulnya masalah pada kemampuan berpikir, kesulitan mengidentifikasi objek, kemampuan berbicara yang menurunk drastis, serta kesulitan dalam memahami pembicaraan.

Dimana ciri-ciri penderita demensia umumnya terlihat dari dirinya yang linglung, mengalami disorientasi serta disintegrasi kepribadian.

Penelitian tentang bahaya makanan junk food ini dilakukan di Deakin University School of Medicine, Australia.

Dimana para peneliti menggunakan mtode MRI (Magnetic Resonance Imaging), tujuannya agar dapat melihat kondisi otak serta mengukur volume hippocampus pada otak, dimana penelitan ini melibatkan sebanyak 250 orang dewasa yang berusia antara 60-64 tahun.

Penelitian yang dilakukan para ahli tersebut dengan melibatkan sebanyak 250 orang sebagai audiens untuk diteliti.

Menemukan hasil bahwa orang yang sering mengonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan gula, tinggi akan kandungan garam, tinggi kandungan lemak, makanan-makanan yang bersifat instan, atau siap saji, umumnya memiliki ukuran hippocampus yang lebih kecil.

Adapun untuk orang-orang yang punya kebiasaan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, sebut saja sayur-sayuran, buah-buahan segar, serta ikan yang kaya akan kandungan protein serta kandungan lainnya yang bermanfaat untuk tubuh, ternyata memiliki ukuran hippocampus yang lebih besar.

Mengecilnya volume hippocampus otak mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif, kemampuan berpikir, demensia, hingga dapat memengaruhi kondisi mental seseorang juga.

Tentunya yang perlu diketahui bahwa sejalan dengan bertambahnya usia, maka ukuran hippocampus juga menjadi terus mengecil, sehingga dengan semakin bertambah usia, kemampuan otak juga secara alami ikut menurun.

Akan tetapi selain karena faktor usia, terdapat hal lainnya menjadikan seseorang mengalami penurunan fungsi otak yang lebih cepat, bahkan ketika di usia muda sekalipun (yang merupakan usia produktif) yaitu karena gaya hidupnya yang tidak sehat seperti mengonsumsi junk food.

Adapun makanan junk food ini sering digunakan untuk menyebut jenis makanan yang memang rendah nutrisi, dimana makanan junk food memiliki kandungan kalori yang berlebihan, tinggi lemak, tinggi kandungan gula serta tinggi kadar garamnya.

Kandungan kurang sehat itu biasanya ada pada bumbu penyedap, pengawet, pewarna maupun perasa makanan. Makanan-makanan yang siap saji termasuk bagian dari makanan model junk food ini.

2. Obesitas
Bahaya lainnya junk food yaitu menyebabkan obesitas, terutama yang sangat disayangkan jika obesitas sudah menimpa anak-anak.

Junk food memiliki kandungan kalori, gula, lemak jenuh, garam dan kolesterol. Akan tetapi junk food rendah nutrisi.

Junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh, dan kolesterol. Junk food yang tinggi kandungan gula, apalagi gula buatan maka kurang baik untuk kesehatan, yang bisa mengakibatkan kelebihan berat badan.

Pada makanan dan minuman seperti cookies, cake dan minuman bersoda (soft drink), tinggi akan kandungan gula. Pada satu kaleng minuman bersoda terdapat tinggi kandungan gula.

Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula bisa memicu resiko obesitas. Disamping juga kandungan lemak pada junk food yang juga tinggi, akan semakin beresiko terkena obesitas pada orang yang mengonsumsi junk food.

3. Penyakit Jantung
Bahaya junk food lainnya yaitu membaut seseorang lebih rentan terkena penyakit jantung, yang juga berkaitan erat dengan masalah tekanan darah tinggi, dan beberapa penyakit berbahaya lainnya.

Junk food mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang tidak sehat bagi tubuh, ini bisa memicu meningkatkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah. Kondisi ini bila semakin parah maka bisa mengakibatkan tingginya resiko penyakit jantung.

Terlalu banyak mengonsumsi junk food bisa mengakibatkan kerusakan pada lapisan-lapisan pembuluh darah, hal ini akhirnya bisa mengakibatkan terjadinya peradangan kronis.

Peradangan tersebut bisa memicu kolesterol jahat nantinya menempel pada dinding arteri, hal ini yang mengakbiatkan aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Yang dengan begitu resiko penyakit jantung dan serangan jantung menjadi tinggi.

Hal buruk lainnya dari junk food yaitu menurunkan fungsi kognitif otak, mengganggu memori dan kemampuan belajar.

Penyebabnya karena kurangnya nutrisi dan terdapat zat-zat berbahaya yang bisa menimbulkan reaksi kimia, hingga yang buruk yaitu menimbulkan peradangan pada bagian hippocampus otak.

4. Diabetes
Pada sebuah studi yang dilakukan di University Brown, Amerika menunjukkan hasil berupa akibat dari mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan gula yang kandungan ini banyak terdapat dalam makanan junk food.

Akibatnya akan meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh, seperti kondisi pada masalah diabetes tipe 2.

Dimana tingginya kadar insulin mengakibatkan otak menjadi berhenti merespons hormon, sehingga kemudian menjadi resisten (resistensi insulin), yang berakibat buruk berupa tenganggunya kemampuan otak dalam berpikir, mengingat atau juga menyimpan memori, meningktnya risiko demensia.

Sehingga banyak para ahli menyebut penyakit Alzheimer sebagai bentuk dari diabetes otak.

Penyebab utama seseorang terkena maslaah diabetes yaitu akibat pola makan yang kurang sehat, seperti junk food ini yang perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya.

Saat tubuh memperoleh nutrisi dari konsumsi makanan sehat maka tubuh akan memperoleh kiriman glukosa yang berfungsi untuk mengontrol sensitivitas insulin agar stabil.

Adapun saat tubuh mengonsumsi makanan yang kurang sehat seperti junk food, maka menimbulkan masalah besar pada sistem metabolisme tubuh, yang malah akan mengakibatkan terganggunya fungsi insulin di dalam tubuh.

TIdak terdapat kandungan serat di dalam junk food, hal ini bisa semakin memicu lonjakan kadar gula. di dalam tubuh. Sehingga akhirnya bisa menyebabkan diabetes.

5. Melemahkan Imun Tubuh
Sering makan junk food bisa membuat tingkat kekebalan tubuh Anda akan menurun, dampaknya tubuh akan mudah terkena penyakit, seperti flu yang umum menyerang di musim hujan. Junk food rendah nutrisi dan mengandung tinggi lemak, gula dan garam, hal ini sangat tidak baik bagi sistem kekebalan tubuh.

6. Gangguan Pencernaan
Masalah pencernaan bisa muncul bagi mereka yang suka makan junk food, bahkan bisa menyebabkan resiko penyakit GERD dan sindrom iritasi usus. Junk food yang banyak kandungan kalorinya tetapi rendah gizi secara umum.

Makan junk food yang diolah dengan cara digoreng, dimana umumnya seseorang tidak diperbolehkan banyak konsumsi makanan yang digoreng karena kurang sehat, juga minyaknya bisa menumpuk di dalam dinding lapisan perut.

Masalah tersebut bisa memicu terlalu tingginya produksi asam di dalam tubuh, serta bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah pada pencernaan.

Selain itu, tidak adanya kandungan penting serat pada junk food semakin memperburuk kondisi pencernaan.

7. Depresi
Dampak negatif dari makan junk food lainnya yaitu bisa mempengaruhi kondisi hormonal di dalam tubuh, yang membuat kondisi emosi dan suasana hati menjadi tidak stabil. Hal ini akhirnya akan berimplikasi pada terjadinya perubahan perilaku.

Junk food sangat rendah nutrisi, padahal makanan sehat yang kaya nutrisi sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan hormonal di dalam tubuh supaya mood dan emosi bisa lebih stabil.

Kandungan nitrat, MSG beserta kandungan di dalam daging olahan juga meningkatkan resiko sakit kepala.

Pada hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menemukan bahwa konsumsi makanan seperti junk food, makanan cepat saji dan makanan dipanggang memiliki keterkaitan dengan munculnya depresi.

8. Tubuh Mudah Lemah
Junk food seperti dikatakan sebelumnya rendah gizi, entah itu vitamin, protein, serat dan lainnya. Junk hanya tinggi kalori saja, sehingga memang konsumsi junk food membuat perut kenyang, tetapi tidak mampu memberikan tenaga / energi yang mencukupi untuk menjalankan aktivitas padat.

Alhasil walaupun perut kenyang setelah konsumsi junk food, tetapi nantinya setelah beberapa jam kemudian kondisi tubuh akan mulai melemah kembali.

Berbeda jika yang dikonsumsi adalah makanan yang bergizi, seperti kaya vitamin, protein, serat dan mineral penting, maka akan membuat energi tubuh stabil untuk menjalankan aktivitas seharian.

9. Resiko Penyakit Ginjal
Mengkonsumsi makanan lezat seperti kentang goreng, yang termasuk golongan junk food, di dalamnya terkandung garam, lemak jahat, natrium, serta berdampak pada kerusakan keseimbangan sodium-potasium di dalam tubuh.

Hal ini bisa memberikan masalah pada organ ginjal, yang harus menyaring kandungan zat berbahaya dan merusak yang terlalu banyak.

10. Kemampuan Belajar Menurun
Pada sebuah studi tahun 2011 yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa orang-orang yang memiliki gaya hidup sehat, kemudian mengonsumsi banyak makanan junk food selama 5 hari saja, maka setelah itu mereka akan mengalami penurunan peforma dalam kemampuan kognitif.

Hal ini dibuktikan setelah mereka mendapatkan hasil lebih buruk dalam tes kognitif. Mereka setelah konsumsi junk food mengalami penurunan dalam kecepatan berpikir, perhatian dan mood. Hal ini berimplikasi pada menurunnya kemampuan dalam menyerap pelajaran.

11. Penuaan Dini
Junk food yang umumnya di dalamnya terkandung gula, lemak trans dan pati dalam kadar tinggi, bisa mengakibatkan lonjakan insulin dan memicu terjadinya peradangan di dalam tubuh.

Masalah peradangan ini (inflamasi) sangat beresiko menyebabkan seseorang mengalami penuaan dini, seperti munculnya keriput. Hal ini semakin buruk jika tubuh kekurangan auspan antioksidan.

Dan, di dalam junk food hampir tidak ada yang nanamnya kandungan antioksidan, yang membuat kulit semakin rentan mengalami penuaan dini, serta kulit rentan mengalami kerusakan jika terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari langsung.

12. Penimbulan Lemak pada Liver
Di dalam tubuh, liver berfungsi untuk menyaring lemak. Kebiasaan untuk mengonsumsi junk food mengakibatkan liver akan bekerja terlalu keras, sehingga akan menimbulkan dampak serius pada liver, serta juga menyebabkan penimbunan lemak dan racun pada liver.

Pada sebuah studi, para ahli menemukan bahwa kebiasaan mengkonsumsi junk food yang sering dilakukan, serta malas (jarang) berolahraga akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada enzim hati dalam waktu empat minggu saja, yang berdampak buruk pada organ hati.

Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan di dalam junk food yang kurang sehat mengakibatkan masalah berupa pengendapan lemak trans yang bisa menimbulkan masalah disfungsi pada organ hati.

13. Sembelit
Makanan model junk food, siap saji, gorengan dan semacamnya, memiliki kandungan serat yang sangat rendah, hal inilah yang mengakibatkan resiko seseorang mengalami sembelit akan meningkat.

Apalagi jika kondisi tubuh sedang mengalami masalah dehidrasi maka menyebabkan masalah sembelit yang dialami akan semakin parah.

Kebiasaan pola makan buruk, yang salah satu contohnya yaitu mengonsumsi burger sambil minum minuman bersoda (dan melupakan minum air putih), akan mengakibatkan seseorang sering bolak balik ke toilet karena mengalami masalah BAB (sembelit).

14. Peningkatan Resiko Kanker
Junk food yang hampit tidak mengandung serat mengakibatkan risiko kanker pada sistem pencernaan tubuh.

Pada studi yang dipublikasikan di European Journal of Cancer Prevention, studi tersebut menemukan bahwa sering makan junk food atau makanan cepat saji, dimana di dalamnya terkandung banyak kadar lemak dan gula, mengakibatkan meningkatnya resiko kanker kolorektal.

Pada studi lainnya yang dilakukan oleh pihak Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, menemukan bahwa para pria yang konsumsi makanan yang digoreng mengalami peningkatan risiko kanker prostat yang signifikan.

15. Kecanduan
Masalah lainnya bahwa Junk food dapat menimbulkan kecanduan, dimana kandungan di dalamnya dapat mengubah aktivitas kimia otak, yang menakibatkan tubuh menjadi sangat bergantung pada makanan junk food seperti itu, sehingga membuat kecanduan, karena sifat adiktif dari makanan junk food membuat tubuh akan terus membutuhkan makanan tersebut, walaupin kondisi perut tidak lapar.

Memang tidak dapat disangsikan bahwa makanan junk food sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di masa sekarang ini, dimana selain menawarkan rasa yang nikmat, juga dari sisi kepraktisan karena bersifat siap saji maka membuat banyak orang menyukainya.

Akan tetapi jika dilihat dari efek negatifnya, bahwa rasa yang lezat dan kepraktisan yang ditawarkan oleh makanan junk food, tidaklah dapat sebanding dengan akibat buruk yang ditimbulkannya bagi tubuh, sehingga penting untuk menghindari atau minimal membatasi mengkonsumsi makanan junk food.

Tips Meminimalisir Dampak Junk Food
Anda perlu untuk rutin (setiap hari) mengonsumsi sayuran sehat seperti bayam, brokoli, wortel dan banyak lainnya, terutama konsumsi sayuran yang kaya akan kandungan serat. Hal ini sangat berguna untuk menurunkan resiko kadar gula yang tinggi.

Selain itu, konumsi makanan bergizi lainnya seperti telur, telur, kacang-kacangan dan makanan lainnya yang kaya nutrisi protein, mineral, vitamin dan lainnya.

Anda juga disarankan untuk mengonsumsi gandum, hal itu karena di dalamnya terkandung serat, protein, vitamin, mineral dan asam lemak yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Anda bisa mengutamakan untuk memilih konsumsi nasi merah dibanding nasi putih, hal ini sangat baik. Hal itu karena di dalam beras merah memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, yang bisa lebih menyehatkan pencernaan ketimbang mengonsumsi nasi putih.

Jika ingin mengonsumsi jus, maka hindari mengonsumsi jus dalam bentuk kemasan, di dalam jus kemasan terdapat kandungan zat pengawet yang dimasukan ke dalamnya, serta mengandung bahan kimia lainnya yang bisa berdampak buruk bagi tubuh. Hendaknya mengonsumsi jus yang dibuat sendiri, hal ini jauh lebih sehat.

Hal yang penting diingat, jika ingin konsumsi junk food ataupun makanan siap saji maka hanya saat darurat saja, yaitu ketika buru-buru dan semacamnya. Tidak boleh rutin mengonsumsi junk food karena akan membahayakan kesehatan.

Referensi dari laman Food.ndtv.com dan lainnya.
Tulisan Terkait:
loading...