23 Bahaya Kegemukan pada Kesehatan & Psikologi Anak



Umumnya orang tua akan merasa risih dan tidak merasa senang ketika anaknya memiliki masalah pada pola makannya, hal ini akan sering kita temui sehari-hari.

Akan tetapi umumnya orang tua akan merasa senang ketika melihat anaknya dapat makan dengan lahap.

Orang tua akan merasa kesal ketika melihat anaknya susah untuk makan, berbagai bentakan dilancarkan untuk memaksa anak agar makan.

Selain itu , umumnya orang tua akan merasa senang ketika melihat anaknya gemuk, lucu dan chubi menggemaskan, yang akan sangat menyenangkan sekali untuk mencubit-cubiti hingga mencium karena gemas melihatnya.

 Bahaya Kegemukan pada Kesehatan & Psikologi Anak

Walaupun begitu, ada hal yang penting diketahui, dimana anak “terlalu gemuk” (sering disebut obesitas) juga memberikan masalah pada keadaan anak, mudah terserang bermacam-macam penyakit.

Sehingga permasalahan obesitas pada anak ini hendaknya mendapatkan perhatian serius.

Bahaya kegemukan pada anak:

#1. Asma
Anak-anak yang kelebihan berat badan lebih berisiko terserang asma. Hal itu karena kelebihan lemak di dalam tubuh yang memberikan resiko lebih tinggi anak rentan mengalami sesak napas

Bobot tubuh berlebihan mengakibatkan beban tambahan bagi paru-paru, menyebabkan munculnya penyakit asma. [1]

#2. Sistem Imun anak akan terganggu
Kegemukan yang dialam anak-anak beresiko pada menurunnya sistem imun anak. Selain itu meningkatkan resiko inflamasi, yang mempengaruhi dan memberikan efek buruk pada otak, serta membuat suasana hati atau mood anak menjadi buruk dan mudah berubah.

#3. Sulitnya mengatur pola makan
Dimana anak yang kegemukan akan terbiasa dengan porsi yang banyak atau berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, dan akan sulit untuk menekan kebiasaan makan yang berlebihannya tersebut.

Kebiasaan ini bisa akan berlanjut dan berpengaruh ketika dewasa, yang bisa membuat dirinya juga gemuk saat dewasa.

#4. Pernafasan menjadi terganggu
Anak yang mengalami kegemukan sedikit banyak akan mengalami masalah gangguan pernapasan. Contohnya yang jelas terlihat adalah anak yang gemuk umumnya mendengkur ketika tidur.

Anak dikhawatirkan suka mendengkur saat tidur dan juga mudah lelah, akibatnya sang anak juga cenderung tidur secara berlebihan.

#5. Pubertas dini
Obesitas bisa mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan hormon, hal ini jarang dibahas. Akibat ketidakseimbangan hormon bisa mengakibatkan anak mengalami pubertas dini, seperti menstruasi lebih awal dari umumnya yang terjadi. [2]

#6. Resiko tinggi diabetes tipe 2
Obesitas pada anak banyak terjadi karena pola makan yang tidak baik, seperti banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis. Diabetes tipe 2 bisa terjadi pada anak obesitas.  [1]

Ilmu kedokteran di Amerika Serikat mengemukakan diabetes tidak hanya berpotensi menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan menyerang anak usia belasan tahun yang mengalami kelebihan berat badan.

Seperti dilansir dari AP,  D. Thomas Inge, seorang ahli bedah anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, menemukan adanya keterkaitan antara kelebihan berat badan pada anak dengan resiko diabetes tipe ke-2.

#7. Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Konsumsi makanan secara berlebihan, ataupun konsumsi makanan yang tidak sehat, tinggi lemak, tinggi kandungan gula dll, sangat berbahaya karena bisa memicu tingginya resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kolesterol tinggi.

Hal itu karena terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah, karena kandungan lemak berlebihan di dalam  tubuh. Penumpukan plak jika berlangsung dalam waktu panjang mengakibatkan penumpukan tersebut masuk ke tahap mengeras, dan akhirnya menyumbat pembuluh darah.

Tersumbatnya pembuluh darah meningkatnya resiko serangan jantung dan stroke. [2]

Pola makan yang tidak sehat menyebabkan anak Anda untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah. Faktor-faktor ini berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, menyebabkan arteri menyempit dan mengeras, yang memicu serangan jantung atau stroke. [1]

#8. Penyakit kardiovaskular
Tubuh gemuk menyebabkan resiko lebih tinggi terkena penyakit berbahaya, yang tentunya sangat tidak diinginkan, baik oleh orang gemuk maupun yang tidak.

Penyakit kardiovaskular sangat berbahaya,demikian juga dengan masalah asma, penyakit kanker, tekanan darah tinggi (hipertensi) dan lainnya.

Penyakit jantung menjadi kondisi umum yang sangat berbahaya bagi anak-anak dengan masalah obesitas. Penyakit jantung bisa berawal dari kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, merupakan kondisi yang bisa terjadi pada orang dengan kelebihan berat badan.

Kolesterol tinggi dan hipertensi membuat jantung bekerja terlalu keras, ang berampak pada masalah organ jantung dikemudian hari.

#9. Memperparah masalah sendi dan tulang
Kondisi anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami masalah kegemukan, mengakkibatkan masalah ini sulit untuk dihindari. Ketika tubuh gemuk, berakibat timbulnya tetegangan pada tulang dan sendi.

Osteoarthritis adalah masalah persendian yang bisa menjadi sangat menyakitkan pada orang yang mengalami obesitas.

#10. Gangguan tidur
Masalah obesitas bisa membuat pernapasan anak menjadi tidak normal, seperti yang sering terjadi adalah mendengkur saat tidur. Kualitas istirahat (tidur) anak menjadi menurun.

Gangguan tidur yang paling dikhawatirkan pada anak dengan obesitas adalah OSA (obstructive sleep apnea), merupakan sebuah kondisi napas berhenti saat tidur yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. [2]

Gangguan tidur menjadi sebuah gangguan berpotensi serius dimana nafas anak berulang kali berhenti dari mulai saat tidur. [1]

#11. Depresi
Depresi menjadi komplikasi serius dialami anak obesitas. Tanda-tanda anak yang depresi yaitu sering menangis, hilang semangat tiba-tiba, kehilangan minat dalam kegiatannya sehari-hari, dan tidur lebih lama.

Rasa tidak nyaman dan percaya diri membuat anak menjadi rentan mengalami depresi, sehingga orang tua perlu mendampingi. [2]

Harga diri yang rendah dapat membuat perasaan putus asa yang luar biasa, yang menyebabkan depresi parah pada anak yang kelebihan berat badan. [1]

#12. Merasa rendah diri
Anak-anak sering menggoda atau mem-bully temannya yang kelebihan berat badan, yang hal ini sangat merugikan korban (si anak obesitas) yang dibully, mereka akan menderita kerugian teutama harga diri mereka, serta peningkatan risiko depresi. [1]

Kondisi obesitas kerap membuat orang menjadi tidak percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Tidak jarang kita lihat anak obesitas seringkali diledek atau bully di sekolah.

Kondisi tersebut tidaklah baik, anak sering di-bully akan merasa rendah diri, sehingga sulit bisa memunculkan rasa percaya dirinya.

Di negara Jepang dimana banyak anak umur sekolah melakukan bunuh diri karena di-bully oleh teman-teman di lingkungannya. [2]

#13. Gangguan perilaku
Anak obesitas lebih berisiko mengalami masalah kecemasan, yang bisa berakibat menurunnya keterampilan dan belajarnya di sekolahnya. Hal ini terus berimplikasi pada gangguan perilaku pada anak obesitas, yang membuat anak akan menarik diri dari lingkungan sosial. [2]

#14. Prestasi sekolah Anak menurun
Anak obesitas beresiko memiliki lebih banyak kecemasan dan keterampilan sosial yang buruk. [1]

Penelitian yang dilakukan di Amerika dan Inggris menemukan bahwa obesitas tidak hanya mempengaruhi kesehatan anak, tetapi juga prestasinya di sekolah, terutama pada anak remaja perempuan.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada sekitar 6.000 pelajar di Inggris, membandingkan antara indeks massa tubuh pada para pelajar, dari ketika mereka berusia 11-16 tahun dengan prestasi mereka di sekolah.

Sekitar 71% pelajar memiliki berat badan normal, dan sekitar 15% pelajar mengalami obesitas pada awal penelitian dilakukan.

Para peneliti kemudian memberikan ujian akademis berupa ujian bahasa inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam sebanyak 3 kali, yaitu saat mereka berusia 11, 13, dan 16 tahun.

Dengan menyingkirkan faktor-faktor resiko lainnya, diantaranya status sosial ekonomi, IQ anak, dan siklus menstruasi, para peneliti menemukan (dari hasil penelitian panjang tersebut) bahwa remaja perempuan yang sudah terkena obesitas ketika berumur 11 tahun memperoleh nilai yang lebih buruk ketika berusia 11, 13, dan 16 tahun, dibandingkan remaja yang tidak mengalami obesitas.

Obesitas membuat anak tidak percaya diri, tidak nyaman, tidak mencintai dirinya sendiri, hingga bisa mengalami depresi. Hal ini berefek buruk pada kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah. [2]

#15. Psikologis anak terganggu
Masalah obesitas yang menerpa seroang anak tidak hanya memberikan bahaya dari segi fisik, akan tetapi juga bisa menganggu kondisi psikisnya, seperti munculnya rasa depresi, hingga berujung pada penurunan kemampuan akademik di sekolahnya.

Untuk itu, dua hal yang perlu diterapkan pada anak yang kegemukan yaitu jaga pola makannya dengan baik, dan yang kedua yaitu lalukan aktifitas fisik, hindari waktu luang anak malah digunakan berlama-lama untuk duduk di depan komputer atau hanya bermain game semata.

Akan tetapi, dorong sang anak untuk bermain aktifitas fisik di luar rumah, kalau bisa ajak jongging, bersepeda dan semacamnya, yang dapat mengeluarkan keringat.

Masalah lainnya yang ditimbulkan dari obesitas pada anak:

#16. Gangguan ortopedi, yaitu masalah dengan struktur kaki

#17. Gangguan makan seperti bulimia atau pesta makan

#18. Masalah organ hati, termasuk hati berlemak

#19. Gangguan pernapasan, seperti terganggunya aliran saluran udara dalam dinding dada, yang menyebabkan sesak napas (terutama saat berolahraga).

#20. Apnea tidur yaitu kondisi yang menyebabkan kesulitan bernafas saat tidur. Hal ini membuatnya rentan merasa lelah dan menurunkan konsentrasi di siang hari

#21. Cardiomyopathy yaitu masalah dengan otot jantung, disebabkan kondisi jantung bekerja terlalu keras untuk memompa darah.

#22. Obesitas di masa kanak-kanak bisa menyebabkan obesitas di masa dewasa

#23. Menjadi gemuk sebagai anak atau remaja meningkatkan risiko berbagai penyakit dan gangguan di masa dewasa, terlepas dari apakah dewasa adalah obesitas atau tidak.

Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi kelebihan berat badan:
  1. Memilih lemak tinggi dan makanan manis (ini bukan pilihan sehat).
  2. Kurangnya aktivitas fisik, menghabiskan banyak waktu di kegiatan menetap seperti menonton TV, menggunakan komputer dan permainan elektronik.
  3. Orang tua kelebihan berat badan. Pola makan keluarga memiliki pengaruh besar pada apakah seorang anak mampu memiliki berat badan ideal.
  4. Faktor genetika (keturunan). Sehingga kika ada kecenderungan anak mengalami obesitas, orang tua harus lebih sadar membuat pilihan makanan sehat untuk seluruh keluarga. [3]

Beberapa saran bagi orang tua yang memiliki anak obesitas:
  1. Batasi aktifitas bermain komputer / laptop, gadget, game. Latih anak agar tebiasa bergerak tubuhnya.
  2. Ajaklah anak untuk melakukan kegiatan di luar rumah, hal ini baik untuk fisiknya, dan juga untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
  3. Pilihkan anak makanan yang sehat, seperti susu yang rendah lemak, daging, sayur dan buah.
  4. Hindari memberikan anak makanan cepat saji, mie instan, jnk food, snack ringan, makanan yang tinggi kandungan manis, dan makanan dengan lemak tinggi.
  5. Berikan sarapan pada anak sebelum berangkat ke sekolah, bawakannya bekal untuk makan siangnya di sekolah, sehingga orang tua bisa mengontrol asupan gizi anak dengan baik.
  6. Dalam mengolah makanan, utamakan dengan dikukus atau direbus, jangan sering-sering mengolah makanan dengan cara menggoreng.
  7. Biasakan agar anak untuk makan di meja makan, bukan di depan tv, layar computer, atau kamarnya. [2]

Makanan yang perlu hati-hati (konsumsinya dibatasi) yaitu yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak , seperti coklat dan permen, junk food, kue, coklat dan jenis makanan mengandung kacang-kacangan dan keju berlebihan.

Catatan:
[1] Childhood obesity, Symptoms and causes - Mayoclinic.org
[2] 13 Bahaya Obesitas pada Anak Usia Sekolah (Penyebab & Cara Mengatasinya)
[3] Obesity in children, causes - Betterhealth.vic.gov.au

Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tulisan Terkait:
loading...